Sunday, January 1, 2017

Ta'aruf

Terlanjur jatuh cinta pada orang yang belum tentu jadi suami kita kelak itu rasanya menyakitkan sekali, Secinta cintanya kita jika takdir berkata dia bukan jodoh kita, maka yang tertinggal hanyalah luka dan perih dihati.
Ta'aruf buat aku pribadi mungkin memiliki makna berbeda dengan yang lainnya,
Buatku semua pria yang menyukaiku sebelum aku nikah adalah sahabat.
Sahabat dimana aku belajar mengenal kepribadiannya untuk menimbang apakah aku sanggup untuk menjadi pendampingnya kelak.
Jika seorang pria tertarik padaku dan menyatakan cintanya, aku akan bilang
Maaf, aku nggak bisa nerima njenengan, gimana kalau njenengan bukan jodoh saya?
Tapi aku juga nggak bisa nolak njenengan, kalau nanti njenengan jodoh saya?
Kita bersahabat saja.
(Kalau dia serius, maka dia akan mempertahankan kita dengan prinsip itu tidak perduli kita juga dekat dengan cowok yang lain.)
Kalau pyan serius, monggo istikhoro trus keorang tua.
Dengan itu aku nggak ngasih harapan lebih dan dia nggak akan terluka jika qw memang bukan jodohnya
Begitupun hatiku terjaga dari rasa sakit jika dia ditakdirkan bukan untukku.
Juga pintu untuk mengenal pria lain juga terbuka lebar. Masalah kesetiaan, itu hanya untuk suami.
Aku sebelum menikah berteman dengan 5 pria yang menyukaiku. Istikhoro agar didekatkan dengan yang terbaik dan dilancarkan acara pernikahannya.
Hingga dua keluarga datang untuk mengkhitbah, dan salah satunya dikembalikan atau ditolak karena istikhoro lebih mantap suamiku sekarang.
So yeah, pasti yang lainnya marah dan terluka, tapi itu sudah diluar kuasaku dan mereka tahu aku nggak ngelukai atau memberi harapan palsu kepada satupun diantara mereka.

No comments:

Post a Comment