Anak yang terkena penyakit ain dan g segera ditangani rata2
1. Sakit sakitan
2. Nakal alias bandel
3. Besarnya ketampanan atau kecantikannya berkurang drastis
Serem . . .
Dalil-dalil tentang adanya penyakit ain
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ الْعَيْنُ حَقٌّ وَلَوْ كَانَ شَيْءٌ سَابَقَ الْقَدَرَ سَبَقَتْهُ
الْعَيْنُ وَإِذَا اسْتُغْسِلْتُمْ فَاغْسِلُوا
Dari Ibnu Abbas
rodhiyallohu anhu, Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda : “Ain
(mata jahat) itu benar-benar adanya, jika seandainya ada sesuatu yang
mendahului qodar,maka akan didahului oleh ain.Apabila kamu diminta untuk
mandi maka mandilah. (hadist riwayat Muslim)
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ
Dari Aisyah rodhiyallohu anha,Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam
bersabda :Mintalah kalian perlindungan kepada Alloh dari ain (mata
jahat) karena sesungguhnya ain itu haq (benar) (HR ibnu Majah)
Apakah penyakit ain itu?
mataPenyakit ‘Ain adalah penyakit yang disebabkan oleh pengaruh buruk
pandangan mata,yaitu pandangan mata yang disertai rasa takjub atau
bahkan iri dan dengki terhadap apa yang dilihatnya.
Dari Amir bin Robi’ah rodhiyallohu anhu :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى
أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ أَوْ مِنْ نَفْسِهِ أَوْ مِنْ مَالِهِ مَا
يُعْجِبُهُ فَلْيُبَرِّكْهُ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ
Rosullulloh
shollallohu alaihi wa sallam bersabda : “Jika salah seorang dari kalian
melihat sesuatu yang menakjubkan dari saudaranya, pada dirinya atau pada
hartanya, maka doakan keberkahan padanya, karena sesungguhnya penyakit
ain itu haq (benar). (HR Ahmad).
‘Ain dapat terjadi meskipun tanpa kesengajaan pelakunya
Ibnu Qoyyim rohimahulloh mengatakan bahwa terkadang seseorang bisa
mengarahkan ‘ain kepada dirinya sendiri. Pelakunya termasuk jenis
manusia yang paling jahat. Sahabat-sahabat kami dari kalangan ahli fiqh
menyatakan, :Sesungguhnya bila diketahui ada orang yang melakukan hal
itu, maka penguasa kaum muslimin harus memenjarakannya, lalu dipenuhi
seluruh kebutuhannya hingga akhir hayat.”
Namun terkadang
pengaruh buruk ain terjadi tanpa kesengajaan dari orang yang memandang
takjub terhadap sesuatu yang dilihatnya. Lebih dari itu pengaruh buruk
ini juga bisa terjadi dari orang yang hatinya bersih atau orang-orang
yang sholih sekalipun mereka tidak bermaksud menimpakan ain kepada apa
yang dilihatnya. Hal ini pernah terjadi diantara para sahabat Nabi
shollallohu alaihi wa sallam, padahal hati mereka terkenal bersih,tidak
ada rasa iri atau dengki terhadap sesamanya. Akan tetapi dengan izin
Alloh dan takdirnya, pengaruh buruk ain ini dapat terjadi diantara
mereka.
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ بْنِ سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ أَنَّهُ
قَالَرَأَى عَامِرُ بْنُ رَبِيعَةَ سَهْلَ بْنَ حُنَيْفٍ يَغْتَسِلُ
فَقَالَ مَا رَأَيْتُ كَالْيَوْمِ وَلَا جِلْدَ مُخْبَأَةٍ فَلُبِطَ سَهْلٌ
فَأُتِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامِرًا
فَتَغَيَّظَ عَلَيْهِ وَقَالَ عَلَامَ يَقْتُلُ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ أَلَّا
بَرَّكْتَ اغْتَسِلْ لَهُ فَغَسَلَ عَامِرٌ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ
وَمِرْفَقَيْهِ وَرُكْبَتَيْهِ وَأَطْرَافَ رِجْلَيْهِ وَدَاخِلَةَ
إِزَارِهِ فِي قَدَحٍ ثُمَّ صُبَّ عَلَيْهِ فَرَاحَ مَعَ النَّاسِ
Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif, dia berkata bahwa Amir bin Robi’ah
melihat Sahl bin Hunaif sedang mandi, lalu berkatalah Amir : ‘Aku tidak
pernah melihat (pemandangan) seperti hari ini, dan tidak pernah kulihat
kulit yang tersimpan sebagus ini” Maka terpelantinglah Sahl. Kemudian
Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam mendatangi Amir. Dengan marah
beliau berkata :”Atas dasar apa kalian mau membunuh saudaranya? Mengapa
engkau tidak memohonkan keberkahan (kepada yang kau lihat)? Mandilah
untuknya!Maka Amir mandi dengan menggunakan suatu wadah air, dia mencuci
wajahnya,dua tangan,kedua siku,kedua lutut,ujung-ujung kakinya,dan
bagian dalam sarungnya. Kemudian air bekas mandinya itu dituangkan
kepada Sahl, lantas dia sadar dan berlalulah bersama manusia. (HR Malik
dalam Al-Muwaththo 2/938, Ibnu Majah 3509, dishahihkan oleh Ibnu Hibban
1424. Sanadnya shohih,para perawinya terpercaya,lihad Zadul Ma’ad tahqiq
Syu’aib al-Arnauth dan Abdul Qodir al-Arnauth 4/150 cetakan tahun 1424
H)
Jenis-jenis ‘Ain
Ibnu Qoyyim rohimahulloh mengatakan
bahwa penyakit ‘ain ada dua jenis :’ain insi (‘ain berunsur manusia) dan
‘ain jinni (‘ain berunsur jin).
Diriwayatkan dengan shahih dari
Ummu Salamah bahwa Nabi shollallohu alaihi wa sallam pernah melihat
seorang budak wanita di rumahnya yang wajahnya terlihat kusam. Beliau
berkata,”Ruqyah wanita ini, ia terkena ‘ain. (Dikeluarkan oleh
Al-Bukhori dan Muslim,Al-Hakim,Abu Nu’aim dan Al-Isma’ili dalam
Mustakhroj-nya serta Ath-Thobroni)
Al-Husain bin Mas’ud Al-Farro berkata :Adapun sabda beliau “sa’fatun(kusam) bermakna “Nadzrotun” (terkena ‘ain dari unsur jin).
Tanda-tanda Anak/bayi terkena ‘ain
Bayi yang baru lahir dan anak-anak sangat rentan terkena penyakit ‘ain.
Apalagi kalau bayi/anak itu mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki
bayi/anak yang lain, seperti kelucuannya,rupanya yang manis
,kesehatannya, dan lain-lain yang mengundang perhatian siapa saja yang
melihatnya.
Adapun diantara tanda-tanda anak yang terkena pengaruh buruk ‘ain adalah :
1.Tangisan yang tidak wajar yang tidak kunjung henti,kejang-kejang
tanpa sebab yang jelas, tidak mau menyusu kepada ibunya tanpa sebab yang
jelas.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْدَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمِعَ صَوْتَ صَبِيٍّ يَبْكِي فَقَالَ مَا
لِصَبِيِّكُمْ هَذَا يَبْكِي فَهَلَّا اسْتَرْقَيْتُمْ لَهُ مِنْ الْعَيْنِ
Aisyah rodhiyallohu anha berkata : “Suatu ketika Nabi masuk (rumahnya)
kemudian mendengar bayi sedang menangis.Beliau berkata,”Mengapa bayi
kalian menangis?Mengapa tidak kalian bacakan ruqyah-ruqyah (supaya
sembuh) dari penyakit ‘ain?) (Shahihul jami’ 988 n0.5662)
2. Kondisi tubuh yang sangat kurus kering
عَنْ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِرَخَّصَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِآلِ حَزْمٍ فِي رُقْيَةِ الْحَيَّةِ وَقَالَ
لِأَسْمَاءَ بِنْتِ عُمَيْسٍ مَا لِي أَرَى أَجْسَامَ بَنِي أَخِي
ضَارِعَةً تُصِيبُهُمْ الْحَاجَةُ قَالَتْ لَا وَلَكِنْ الْعَيْنُ تُسْرِعُ
إِلَيْهِمْ قَالَ ارْقِيهِمْ
Dari Jabir rodhiyallohu anhu bahwa
Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam memberi rukhshoh (keringanan)
bagi anak-anak Ja’far memakai bacaan ruqyah dari sengatan ular. Beliau
berkata kepada Asma’ binti Umais,”Mengapa aku lihat badan anak-anak
saudaraku ini kurus kering? Apakah mereka kelaparan?” Asma’ menjawab :
“tidak, akan tetapi mereka tertimpa ‘Ain.” Kata beliau,”Kalau begitu
bacakan ruqyah bagi mereka! (HR Muslim, Ahmad dan Baihaqi)
Sunnah bagi orang yang memandang takjub terhadap sesuatu :
Seperti yang telah dijelaskan di atas,bahwa penyakit ‘ain tidak hanya
disebabkan oleh orang yang iri dan dengki terhadap sesuatu yang
dipandangnya. Bahkan setiap mata yang memandang takjub terhadap sesuatu
dengan izin Alloh juga bisa menyebabkan pengaruh buruk ‘ain walaupun
orang tersebut tidak bermaksud menimpakan ‘ain. Bahkan ini terjadi pada
para sahabat Nabi yang sudah terkenal akan kebersihan hati mereka.
Adapun diantara sunnah ketika seseorang memandang takjub terhadap sesuatu adalah :
1. Medoakan keberkahan pada apa yang dilihatnya
Dari Amir bin Robi’ah rodhiyallohu anhu :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى
أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ أَوْ مِنْ نَفْسِهِ أَوْ مِنْ مَالِهِ مَا
يُعْجِبُهُ فَلْيُبَرِّكْهُ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ
Rosullulloh
shollallohu alaihi wa sallam bersabda : “Jika salah seorang dari kalian
melihat sesuatu yang menakjubkan dari saudaranya, pada dirinya atau pada
hartanya, maka doakan keberkahan padanya, karena sesungguhnya penyakit
ain itu haq (benar). (HR Ahmad).
Di antara cara mendoakan keberkahan terhada apa yang dilihatnya adalah :
بَارَكَ اللَّهُ فِيهِ
‘Ya Alloh Semoga Alloh memberikan berkah padanya”
اللَّهُمَّ بَارِكْعَلَيْهِ
“Ya Alloh berkahilah atasnya”
اللَّهُمَّ بَارِكْلَهُ
“Ya Alloh berkahilah baginya”
2. Hendaklah mengucapkan :
مَا شَاءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
“Sungguh atas kehendak Allohlah semua ini terwujud”
Hal ini didasari firman Alloh dalam surat Al-Kahfi ayat 39. Imam Ibnu
Katsir menafsirkan ayat tersebut dengan mengatakan :”Ketika engkau masuk
suatu kebun dan kau merasa takjub akan keindahannya,mengapa engkau
tidak memuji Alloh atas nikmat yang telah diberikan kepadamu seperti
nikmat harta dan anak keturunan yang tidak diberikan kepada selain
engkau dan mengapa kamu tidak mengucapkan masya’Alloh la quwwata illa
billah.
Upaya-upaya orang tua untuk mengantisipasi anak dari ‘Ain:
1. Hendaklah orang tua membiasakan diri mereka membentengi anak-anaknya
dari bahaya ‘ain dengan ruqyah-ruqyah (bacaan-bacaan) yang diajarkan
dalam Islam. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shollallohu alaihi
wa sallam memohon perlindungan Alloh untuk Hasan dan Husain dengan doa :
أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
Aku berlindung kepada Alloh untuk kalian berdua dengan kalimat-kalimat
Alloh yang sempurna dari segala syaitan, binatang yang berbisa dan
pandangan mata yang jahat. (HR Abu Daud)
2. Sebagaimana yang
telah disebutkan oleh Imam Ibnul Qoyyim dalam zadul ma’ad 4/159,
hendaknya para orang tua tidak menampakkan suatu kelebihan yang
menakjubkan yang dimiliki anak-anaknya yang dikhawatirkan akan
mengundang rasa iri atau kedengkian orang yang melihatnya. Lalu Ibnu
qoyyim menukil atsar dari Imam Baghowi bahwasanya pernah suatu ketika
Utsman bin Affan rodhiyallohu anhu melihat seorang anak kecil yang
sangat elok rupanya lagi menawan, kemudian Ustman berkata, “Tutupilah
(jangan ditampakkan) lubang dagu (yang membuat orang takjub) pada anak
itu.” Maka keadaan seperti itu sangat dikhawatirkan akan terjadinya
pengaruh buruk ‘ain. Lebih-lebih kalau ada orang yang terkenal mempunyai
sifat iri dan dengki.
3. Hendaklah para orang tua tidak
berlebihan menceritakan kelebihan-kelebihan atau kebaikan-kebaikan
anaknya yang tidak dimiliki anak-anak lain, sehingga mengundang rasa iri
dan dengkii siapa saja yang mendengarnya,kemudian berusaha
melihatnya,hingga Alloh menakdirkan terjadinya pengaruh buruk ‘Ain
tersebut.
Upaya-upaya orang tua bila anak sudah terkena pengaruh buruk ‘Ain :
1. Jika pelakunya diketahui, maka hendaklah orang itu diperintahkan
untuk mandi, kemudian orang yang terkena pengaruh mata itu mandi dengan
bekas air mandi orang itu. Hal ini sebagaimana kisah sahabat nabi
shollallohu alaihi wa sallam Sahl bin Hunaif rodhiyallohu anhu dalam
hadits yang telah lalu,bahwa nabi shollallohu alaihi wa sallam
memerintahkan Amir bin robi’ah rodhiyallohu anhu untuk mandi dan sisa
air mandinya diguyurkan pada Sahl bin Hunaif rodhiyallohu anhu.
At-Tirmidzi menjelaskan :”Pelaku ‘ain diperintahkan untuk mandi dengan
menggunakan air dalam baskom. Lalu meletakkan telapak tangannya di mulut
dan berkumur-kumur,lalu disemburkan ke dalam baskom tersebut. Baru
setelah itu membasuh wajahnya dengan air dalam baskom tersebut,lalu
memasukkan tangan kirinya dan mengguyurkan air ke lutut kanannya dengan
air baskom tersebut.Kemudian memasukkan tangan kanannya dan menyiramkan
air baskom itu ke lutut kirinya.Baru kemudian membasuh tubuh di balik
kain, namun baskom itu tidak usah diletakkan di atas tanah atau
lantai.Setelah itu sisa air diguyurkan ke kepala orang yang terkena ‘ain
dari arah belakang satu kali guyuran.
2. Memperbanyak
membaca “Qul Huwallohu Ahad” (surat al-Ikhlas),Al-Muawwidzatain (surat
al-Falaq dan an-Naas),al-Fatihah,ayat kursi,bagian penutup surat
al-Baqoroh (dua ayat terakhir),dan mendoakan dengan doa-doa yang
disyariatkan dalam ruqyah
3. Membaca doa :
بِاسْمِ اللَّهِ
أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ
عَيْنِ حَاسِدٍ اللَّهُ يَشْفِيكَ بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ
“Dengan menyebut Nama Alloh,aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang
menyakitimu, dan dari kejahatan setiap jiwa atau mata orang yang
dengki.Mudah-mudahan Alloh subhanahu wa ta’ala menyembuhkanmu.Dengan
menyebut Nama Alloh,aku mengobatimu dengan meruqyahmu.” (HR.Muslim
no.2186 (40),dari Abu Said rodhiyallohu anhu)
Atau
بِاسْمِ اللَّهِ يُبْرِيكَ وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيكَ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ وَشَرِّ كُلِّ ذِي عَيْنٍ
“Dengan menyebut nama Alloh,mudah-mudahan Dia membebaskan dirimu dari
segala penyakit,mudah-mudahan Dia akan menyembuhkanmu,melindungimu dari
kejahatan orang dengki jika dia mendengki dan dari kejahatan setiap
orang yang mempunyai mata jahat.” (HR. Muslim no. 2185 (39), dari Aisyah
rhodiyallohu anha)
Ini adalah doa yang dibacakan malaikat Jibril kepada Nabi shollallohu alaihi wa sallam ketika mendapat gangguan syetan.
4. Membacakan pada air (dengan bacaan –bacaan ruqyah yang syar’i)
disertai tiupan, dan kemudian meminumkan pada penderita,dan sisanya
disiramkan ke tubuhnya. Hal itu pernah dilakukan Rosululloh shollallhu
alaihi wa sallam kepada Tsabit bin Qois. (HR. Abu Daud no. 3885)
5. Dibacakan (bacaan) pada minyak dan kemudian minyak itu dibalurkan.
(HR Ahmad III/497,lihat silsilah al-Ahaadits as-Shohihah :397). Jika
bacaan itu dibacakan pada air zam-zam,maka yang demikian itu lebih
sempurna jika air zam-zam itu mudah diperoleh atau kalau tidak,boleh
juga dengan air hujan.
No comments:
Post a Comment